19 Oktober 2013

Laliga Spanyol Hasil : ESPANYOL 1-0 ATLETICO MADRID

NASIB LEBIH SIAL DI ALAMI ATLETICO MADRID,KARENA HARUS KALAH TIPIS DARI TUAN RUMAH ESPANYOL ,DAN GAGAL KUDETA BARCELONA DARI PUNCAK KLASEMEN


Sabtu (19/10), mungkin jadi hari kelabu bagi skuad Atletico Madrid yang ditangani Diego Simeone.

Ketika peluang untuk memimpin klasemen sementara terbuka lebar setelah Barcelona hanya bermain imbang melawan Osasuna, justru Atletico mengalami nasib malang.

Bukan kemenangan yang digenggam, namun justru kekalahan atas tuan rumah Espanyol 0-1. Espanyol berhasil memecah kebuntuan di menit ke-54, saat kiper Courtois penjaga gawang asal Belgia ini justru mengarahkan bola ke gawang sendiri ketika berusaha menghalau umpan silang pemain sayap kiri Espanyol. Bola mentok gawang lebih dulu lalu masuk menggoyang jala.

Hasil ini membuat Atletico Madrid untuk kali pertama mengalami kekalalahan dari 9 kali main. Poin mereka tertahan ada angka 24, hanya selisih satu poin dengan pimpinan klasemen Barcelona (25).

Bahayanya lagi, posisi Atletico terancam klub sekotanya, Real Madrid yang sukses menekuk Malaga 2-0.

Ya, perlahan tapi pasti Madrid terus mengintai dari belakang. Cristiano Ronalto (CR7) pun mulai banyak tersenyum setelah mencetak gol kedua ke gawang Malaga lewat titik penalti. Gol pertama Madrid dicetak Angel de Maria.

Gol bunuh diri Thibaut Courtois menjadi titik paling vital pertandingan Espanyol vs Atletico Madrid yang berakhir dengan skor 1-0. Hasil buruk di duel Atletico Madrid vs Espanyol menjadi kekalahan pertama Diego Simeone musim ini. Hasil Liga Spanyol tersebut juga membuat Atleti gagal mengudeta Barcelona yang ditahan imbang oleh Osasuna.

Atletico Madrid berkesempatan untuk menyalip Barcelona dari puncak klasemen andai memenangi partai ini. Selain itu, Cholconeros juga bisa menyamai rekor Real Madrid pada era 1968-69 dengan sembilan kemenangan beruntun di awal musim.

Diego Simeone berfokus pada hal tersebut. Tim utama dipasangnya minus Miranda yang digantikan oleh Toby Alderweireld yang melakoni debut untuk kubu Vicente Calderon. Yang terjadi kemudian adalah, pelanggaran demi pelanggaran di awal laga yang memicu panasnya pertandingan. Diego Costa terlibat insiden kecil dengan Hector Moreno dan Sidnei.

Menit 24, Koke nyaris saja membobol gawang tuan rumah. Tendangan sudutnya meluncur begitu saja, dan butuh kesigapan Kiko Castilla untuk menghalau bola. Lalu, babak pertama ditutup dengan peluang Diego Costa dan hujan kartu kuning untuk kedua tim. Masing-masing mengantongi dua peringatan.

Paruh kedua, Espanyol tampil lebih tertata. Menit 52, ujian datang dari Manu Lanzarote untuk Thibaut Courtois. Kiper Belgia bisa mematahkan kesempatan itu, tapi tidak dengan sebuah kejadian selang dua menit. Juan Fuentes mengirimkan umpan silang kepada Sergio Garcia. Courtois yang seharusnya bisa menghalau, justru membuat bola masuk ke sudut jauh. Gol yang tak terduga-duga, dan Atleti seperti ditimpa kiamat.

Mengetahui timnya butuh bantuan serangan, Adrian Lopez dan Arda Turan disuntikkan oleh Diego Simeone. Sebuah gol Rojiblancos melalui Mario Suarez dianulir di menit 64. Lalu Abraham dan Diego Costa bergantian menghadirkan teror untuk lini belakang lawan.

Kehadiran Cebolla Rodriguez juga tak memberi jawaban bagi para pembuat matras. Skor akhir tetap 1-0. Espanyol bangkit dari keterpurukan, dan sia-sialah kesempatan Atleti mengudeta klub Catalan …. peluang yang datang sekali dalam setahun, pupus begitu saja.

Espanyol (4-2-3-1):
Kiko Casilla, Javi López (Raúl Rodríguez ’83), Sidnei, Héctor Moreno, Fuentes, David López, Abraham, Lanzarote (Alex Fernandez ’72), Pizzi, (Stuani ’72) Simao, Sergio García.

Atletico Madrid (4-4-2):
Courtois, Juanfran, Alderweireld, Godín, Filipe Luís, Gabi (Adrian Lopez ’60), Mario Suárez (Cebolla Rodriguez ’75), Koke, Raúl García (Arda Turan ’60), Diego Costa, Villa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar